Mengevaluasi Struktur Teks Cerita Fiksi dalam Novel
Laskar Pelangi adalah novel pertama karya Andrea Hirata yang menceritakan tentang kehidupan 10 anak dari keluarga miskin yang bersekolah (SD dan SMP) di sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang penuh dengan keterbatasan. Mereka bersekolah dan belajar pada kelas yang sama dari kelas 1 SD sampai kelas 3 SMP, dan menyebut diri mereka sebagai Laskar Pelangi. Kelebihannya buku ini menceritakan tentang persahabatan dan setia kawanan yang erat dan juga mencakup pentingnya pendidikan yang begitu mendalam. Serta kisahnya yang mengharukan.
Dalam novel Laskar Pelangi banyak dijumpai metafora, metonimia, dan simile. Metafora merupakan perumpamaan yang membandingkan benda dengan melukiskan secara langsung atas dasar sifat yang sama. Metonimia merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata tertentu sebagai pengganti kata sebenarnya karena memiliki pertalian yang begitu dekat. Sedangkan simile disebut juga persamaan, merupakan perbandingan yang bersifat eksplisit dengan maksud menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain. Gaya bahasa simile ini ditandai dengan kata pembanding seperti, seumpama, laksana, selayaknya, dan sebagainya.
Kata pembanding tersebut digunakan untuk menggambarkan bahwa satu hal yang sedang dibicarakan mempunyai kesamaan dengan hal lain di luar yang dibicarakan. Perumpamaan atau gaya bahasa yang yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi antara lain sebagai berikut..
No. | Kutipan dari Novel Laskar Pelangi | Gaya Bahasa |
1. | Ibu Muslimah yang beberapa menit lalu sembap, gelisah, dan coreng moreng, kini menjelma menjadi sekuntum crinum gigantium. Sebab tiba-tiba ia mekar sumringah dan posturnya yang jangkung persis tangkai bunga itu. Kerudungnya juga berwarna bunga crinum, demikian pula bau bajunya, persis crinum yang mirip bau vanili (LP, 2007:9). | Metafora |
2. | Kulihat lagi pria cemara angin itu (LP, 2007:13). | Metonimia |
3. | Ketika aku menyusul Lintang ke dalam kelas, ia menyalamiku dengan kuat seperti pegangan calon mertua yang menerima pinangan (LP, 2007:12). | Simile |
4. | Para mayoret cantik, bertubuh ramping tinggi, dengan senyum khas yang dijaga keanggunannya, meliuk-liuk laksana burung merak yang sedang memamerkan ekornya (LP, 2007:236). | Simile |
5. | Betapa susahnya menjejalkan ilmu ke dalam kepala alumuniumnya (LP, 2007:68). | Metonimia |
6. | Dalam hatiku, jika berani macam-macam pastilah jemarinya seperti patukan burung bangau menusuk kedua bola mataku dengan gerakan kuntau yang tak terlihat (LP, 2007:204). | Metafora |
7. | Si rapi jali ini adalah maskot kelas kami (LP, 2007:74). | Metonimia |
8. | Di bangku itu ia seumpama balita yang dinaikkan ke atas tank, girang tak alang kepalang, tak mau turun lagi (LP, 2007:10). | Simile |
9. | Lintang adalah mercu suar. Ia bintang petunjuk bagi pelaut di samudera (LP, 2007:431). | Metonimia |
10. | Suaranya berat selayaknya orang yang tertekan batinnya (LP, 2007:6). | Simile |
11. | Setiap katanya adalah beban berat puluhan kilo yang ia seret satu per satu (LP, 2007:353). | Metafora |
12. | Pak Harfah menceritakan semua itu dengan semangat perang Badar sekaligus setenang embusan angin pagi (LP, 2007:23). | Metonomia |
13. | Kotak kapur dikeluarkan melalui sebuah lubang persegi empat seperti kandang burung merpati (LP, 2007:203). | Simile |
14. | Kami seperti sekawanan tikus yang paceklik di lumbung padi (LP, 2007:39). | Simile |
15. | Sejak seminggu yang lalu aku telah menjadi sekuntum daffodil yang gelisah (LP, 2007:249). | Metafora |
16. | Rupanya si kuku cantik sembrono (LP, 2007:208). | Metonomia |
17. | Di tengah pusaran itu kami bertempur habishabisan dalam sebuah ritual liar Afrika yang kami tarikan seperti binantang buas yang terluka (LP, 2007:245). | Simile |
18. | Surat ini untukmu, rambut ikal (LP, 2007:280). | Metonomia |
19. | Aku kebanjiran salam dari sepupu-sepupuku untuk disampaikan pada laki-laki muda flamboyan ini (LP, 2007:75). | Metafora |
20. | Dunia baginya hitam putih dan hidup adalah sekeping jembatan papan lurus yang harus dititi (LP, 2007:68). | Metafora |
Dalam novel Laskar Pelangi banyak terdapat bahasa asing yang telah memiliki padanan kata dalam bahasa Indonesia. Tugas kalian adalah mencari padanan kata dari bahasa asing yang diberikan dalam bahasa Indonesia.
No. | Kutipan dari Novel Laskar Pelangi | Padanan Kata |
1. | Hasil akhirnya adalah sebuah drama seru pertarungan massal antara manusia melawan binatang dalam alam Afrika yang liar, sebuah karya yang memukau, master piece Mahar (LP, 2007:229). | ‘karya kebanggaan’ |
2. | Aku memiliki minat besar pada seni, akan membuat sebuah performing art bersama para sahabat karib (LP, 2007:64). | 'seni pertunjukkan' |
3. | Bahkan para kuli panggul yang memikul karung jengkol tiba-tiba bergerak penuh wibawa, santun, lembut, dan berseni, seolah mereka sedang memperagakan busana Armani yang sangat mahal di atas catwalk (LP, 2007:212). | 'pentas peraga' |
4. | Ia tidak punya sense of fashion sama sekali (LP, 2007:67). | 'kepekaan busana' |
5. | Sebagai Mollen Bas beliau sanggup mengendalikan shift ribuan karyawan, memperbaiki kerusakan kapal keruk yang tenaga-tenaga ahli asing sendiri sudah menyerah, dan mengendalikan aset produksi miliaran dolar (LP, 2007:47). | 'penggeseran' |
6. | Ia tampil laksana para event organizer atau para seniman, atau mereka yang menyangka dirinya seniman (LP, 2007:229). | 'penyelenggara acara' |
7. | Jika makan, orang urban ini tidak mengenal appetizer sebagai perangsang selera, tak mengenal main course, ataupun dessert (LP, 2007:53). | 'pembangkit selera', 'makanan utama', 'pencuci mulut' |
8. | Wilayah ini merupakan blank spot untuk frekuensi walky talky sehingga suara “kemerosok” yang sedikit menghibur dari alat itu sekarang mati dan tempat ini segera menjadi mencekam (LP, 2007:326). | 'radio dua arah' |
9. | Seorang penyanyi pop yang melakukan konser khusus untuk para ibu single parent (LP, 2007:134). | 'orang tua tunggal' |
10. | Mereka semuanya seolah bergerak seperti dalam slow motion, demikian indah, demikian anggun (LP, 2007:212). | 'gerak lambat' |
Dalam kutipan novel Laskar Pelangi, pengarang menggunakan istilah asing yang sesungguhnya telah ada padanan katanya dalam bahasa Indonesia.
(a) Apakah fungsi istilah asing yang telah ada padanan katanya tersebut digunakan pengarang dalam karyanya?Pengarang ingin menarik minat pembaca dalam karyanya dengan menggunakan bahasa yang semenarik mungkin. Seperti yang kita tahu, saat ini semakin banyak ditemukan penggunaan kata-kata atau istilah asing pada beberapa karya sastra seperti novel. Penulis lebih mementingkan segi kepraktisan dan penyajian tulisan yang menarik.
(b) Bagaimana pula dengan fungsi penggunaan bahasa daerah?Bahasa merupakan alat utama bagi pengarang untuk mengekspresikan pengamatannya terhadap kehidupan dalam bentuk karya seni (sastra). Untuk merealisasikan gagasan, pikiran, dan perasaannya bahasa diolah dan disajikannya sedemikian rupa melalui proses kreatif hingga tercipta karya sastra yang imajinatif dengan unsur estetis yang dominan. Ragam bahasa dalam karya sastra dikenal penuh dengan asosiasi, irasional, dan ekspresif untuk menunjukkan sikap pengarangnya sehingga menimbulkan efek tetentu bagi pembaca, seperti memengaruhi, membujuk, dan mengubah sikap pembacanya.
Perhatikan beberapa kutipan berikut yang memperlihatkan pengimbuhan pada istilah asing.
- Tak disangsikan, jika di-zoom out, kampung kami adalah kampung terkaya di Indonesia (LP, 2007:49).
- Namun, jika di-zoom in, kekayaan itu terperangkap di satu tempat, ia tertimbun di dalam batas tembok-tembok tinggi Gedong (LP, 2007:49).
- Caranya ber-make up jelas memperlihatkan dirinya sedang bertempur mati-matian melawan usia... (LP, 2007:60).
Novel merupakan cerminan kehidupan sosial suatu masyarakat yang diceritakan dalam bentuk bahasa tulis. Di dalam novel digambarkan berbagai macam bentuk masyarakat yang berbeda, dengan watak yang berbeda pula sehingga menimbulkan konflik yang membuat cerita menjadi menarik. Bahasa dalam novel sangat bervariasai, sehingga menjadikan novel semakin menarik dan terlihat lebih lugas.
Pengimbuhan pada istilah asing atau campur kode adalah kegiatan mencampur dua bahasa atau lebih dalam suatu tindakan berbahasa. Campur kode ini sering terjadi, baik dalam perakapan sehari-hari maupun dalam sebuah wacana tulis. Biasanya peristiwa campur kode ini hanya sering kita lihat dalam bentuk lisan saja, namun kenyataannya campur kode ini juga terdapat dalam bentuk tulisan yaitu novel yang seiring dinyatakan dengan mencetak miring ungkapan bahasa asing yang terdapat dalam dialog antar tokoh yang menyisip dalam bahasa tertentu.
Biasanya dalam novel terdapat penyisipan bahasa asing dalam bahaas tertentu, sehingga peristiwa yang demikian disebut dengan campur kode ke luar (outer code mixing), sedangkan penyisipan unsur bahasa daerah ke dalam bahasa utama yang sedang digunakan, maka bahasa tersebut disebut dengan campur kode dalam (inner code mixing)
Munculnya kata sapaan dalam sebuah komunikasi selalu ditentukan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan penutur, kawan bicara, dan situasi penuturan. Faktor tersebut antara lain situasi (resmi atau tidak resmi), etnik, kekerabatan, status (lebih tinggi, sederajat, atau lebih rendah, usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan daerah asal).
Dalam novel Laskar Pelangi terlihat beberapa kata saapan, seperti pamanda, ananda, ayahanda, ibunda, pak cik, cicik, dan sebagainya. Carilah bentuk kata sapaan yang sering kalian temukan dalam keseharian dan sebutkan kepada siapa kata sapaan itu ditujukan. Kemudian buatlah kalimat yang menggunakan kata sapaan tersebut, seperti pada tabel di bawah ini.
No. | Kata Sapaan | Orang yang Dituju | Contoh dalam Kalimat |
1. | Ayah/Abi/Abah | ‘orang tua laki-laki’ | Ayah pergi ke sawah tadi pagi. |
2. | Ibu/Umi/Ambu | ‘orang tua perempuan’ | Ibu sedang menonton sinetron. |
3. | Paman | 'adik laki-laki dari ayah/ibu' | Paman bekerja sebagai sopir bus. |
4. | Bibi | 'adik perempuan dari ayah/ibu' | Bibi sering datang ke rumahku. |
5. | Kakek/Opa | 'orang tua laki-laki dari ayah/ibu' | Kakek tinggal di Kota Padang. |
6. | Nenek/Oma | 'orang tua perempuan dari ayah/ibu' | Nenek selalu hadir di hari ulang tahunku. |
7. | Om | 'kakak/adik laki-laki dari ayah/ibu' | Om Budi gemar berolah raga |
8. | Tante | 'kakak/adik perempuan dari ayah/ibu' | Tante Irma bekerja sebagai penata busana. |
9. | Mas/Aa | 'kakak laki-laki' | Mas Sugeng datang terlambat. |
10. | Mba/Teteh | 'kakak perempuan' | Mba Mawar jatuh sakit. |
Comments
Post a Comment