Posts

Showing posts from April, 2015

Mengevaluasi/ Melakukan Penilaian terhadap Teks Negosiasi Berdasarkan Kaidah dan Ciri Kebahasaannya

Siswa mampu mengevaluasi/ melakukan penilaian terhadap teks negosiasi berdasarkan kaidah dan ciri kebahasaannya. Pada materi sebelumnya, kita telah mengetahui struktur dan ciri kebahasaan teks negosiasi. Sebuah teks negosiasi memiliki beberapa ciri, seperti penggunaan bahasa persuasif, interogatif, argumentatif, dan bersifat santun. Hal-hal tersebut memang sangat dibutuhkan jika kita ingin negosiasi yang dilakukan berjalan dengan lancar. Ciri-ciri kebahasaan itulah yang akan menjadi dasar aturan pada materi kita kali ini, yaitu mengevaluasi teks negosiasi. Mengapa kita perlu melakukan evaluasi? Evaluasi dibutuhkan agar kita memeroleh pengetahuan dan pemahaman mendalam tentang bagaimana bentuk negosiasi, hal apa yang harus kita lakukan dalam bernegosiasi, dan bahasa seperti apa yang tepat dalam bernegosiasi? Perhatikan! Malam hari. Seorang ibu menunggu bus yang tak kunjung datang. Ia memutuskan untuk menghentikan sebuah taksi di daerah Slipi karena semakin malam dan khawatir. Ibu : Pak

Menyusun Abstraksi Teks Negosiasi Berdasarkan Struktur Teks Tersebut

Siswa mampu menyusun abstraksi teks negosiasi berdasarkan struktur teks tersebut . Pada materi kali ini, kita akan melanjutkan materi tentang teks negosiasi, yaitu mengabstraksi teks negosiasi berdasarkan strukturnya. Langkah Mengabstraksi Teks Negosiasi Mengabstraksi atau meringkas adalah menyusun kembali sebuah teks menjadi lebih singkat tanpa menghilangkan inti teks tersebut. Setiap teks memiliki bentuk inti yang berbeda, misalnya, dalam sebuah teks berbentuk paragraf, inti teks tersebut ada pada gagasan utamanya. Bentuk seperti itu biasanya akan lebih mudah untuk diringkas. Sementara itu, teks negosiasi lazimnya berbentuk dialog yang penyimpulannya tidak semudah seperti menyimpulkan paragraf. Kita perlu melakukan beberapa langkah awal, seperti mencari inti permasalahan lalu mengubah dialog tersebut ke dalam bentuk kalimat deklaratif. Contoh: Budi : Saya minta harganya turun ya, Bang! Saya beli banyak. Penjual : Ya sudah, untuk Bapak boleh lah. Perubahan: Budi meminta penurunan har

Mengonversi/ Mengubah Teks Negosiasi ke Dalam Bentuk Monolog Berdasarkan Kaidah Teks Monolog

Siswa mampu mengonversi/mengubah teks negosiasi ke dalam bentuk monolog berdasarkan kaidah teks monolog Pada pembelajaran kali ini, kita akan mengubah teks negosiasi ke dalam bentuk teks monolog berdasarkan kaidah teks yang telah kita pelajari pada materi sebelumnya. Mengonversi teks negosiasi ke dalam bentuk monolog sama saja seperti mengubah naskah drama ke dalam bentuk prosa. Pada dasarnya terdapat unsur-unsur intrinsik yang sama antara drama dan monolog, seperti tema, amanat, alur, latar, dan penokohan. Namun, ada satu unsur yang tidak dimiliki oleh drama tetapi dimiliki prosa. Unsur yang dimaksud adalah sudut pandang. Unsur inilah yang perlu kita tambahkan ke dalam bentuk monolog. Selain hal di atas, kita juga perlu mengubah susunan dialog pada teks negosiasi menjadi teks naratif. Berikut adalah penjabaran langkah-langkah konversi teks negosiasi ke dalam monolog. 1. Mengubah teks dialog menjadi teks naratif Naratif berarti cerita. Berbeda dengan dialog yang menekankan alur pada la